✔ Guru Profesi Yang Tidak Menjanjikan
suka murung guru |
Penulis sendiri tidak ingat persis balasan kalau ditanya harapan ibarat di atas. Namun entah bagaimana garis kehidupan menciptakan penulis menjadi seorang guru untuk ketika ini. Sekitar 8 Tahun sudah menggeluti profesi ini dan sudah mulai mengerti asam garamnya menjadi seorang guru.
Berawal dari keterbatasan biaya untuk sanggup kuliah, kesannya memutuskan untuk mengambil akultas keguruan alasannya yakni biayanya cukup terjangkau dibandingkan dengan fakultas lainnya kala itu.
Ketika kuliah pun mulai berguru untuk mencari pekerjaan yang tidak jauh dari dunia pendidikan, alhasil beberapa tempat bimbel dan privat pun dilakoni. Perlahan namun niscaya kesannya jiwa sebagai seorang pendidik mulai terpatri di dalam diri.
Bicara duduk kasus profesi guru, yakni salah satu dilema berdasarkan penulis sendiri. Kalau mau jujur, profesi guru hampir tidak mungkin untuk bertahan hidup layak ketika ini. Makanya sebagian besar guru pastilah punya perjuangan sampingan selain mengajar di sekolah.
Sebagian guru beruntung alasannya yakni sudah berstatus Pegawai Negeri Sipil alasannya yakni setidaknya biaya kehidupan keluarga hingga renta masih "terjamin". sebagian lainnya lagi beruntung alasannya yakni bekerja di instansi swasta yang sudah bonafide. Sehingga sanggup mendapat upah tidak mengecewakan untuk kehidupannya. Bahkan sebagian tertentu isntansi ini lebih menggiurkan daripada PNS.
Tapi sebagian besar guru hidup dibawah bayang-bayang "honorer". Masih lebih baik kalau yang dimaksud yakni "honorer pemerintah/daerah", kenyataannya honorer yang dimaksud yakni guru yang dibayar honornya seadanya. Honor yang dibayarkan ketika dana BOS (Bantuan Operasional Komputer) yang notabene 3 bulan sekali (kalau lancar). Atau gaji hasil sumbangan/patungan para guru PNS di sekolahnya kalau mereka sanggup tunjangan. Lebih kepada belas kasihan rekan sejawat saja kalau begini.
Nominalnya? sebagian besar Rp. 300.000,- perbulan, kalau beruntung sanggup hingga 1,5 jt perbulan. Namun jangan harap rutin tiap bulan. Kondisi ini menciptakan "gali lobang tutup lobang" seorang guru honorer menjadi hal yang lumrah. Bahkan mungkin sanggup bertahan hidup mengandalkan hutang dari warung tetangga yang masih mau mengerti dengan keadaannya. Lagi-lagi, lebih kepada belas kasihan tetangga.
Tidak kita pungkiri bahwa zaman sekarang, profesi guru bukanlah lagi profesi dihormati ibarat orang renta kita dahulu. Guru hanyalah profesi yang sanggup dibanggakan di ekspresi saja, sebagai tambahan ucapan untuk mengundang simpati orang. Salah satu penyebabnya yakni bahwa seorang guru tidak sanggup lagi 100% mendedikasikan dirinya untuk pendidikan. Pikiran harus terbagi dengan bagaiman cara memenuhi nafkah keluarga.
Oleh alasannya yakni itu tidak heran kalau banyak insiden guru mulai abai dengan siswanya, atau kalaupun masih peduli, hanya sebatas hukum formal di sekolah saja. Disisi lain, siswa mulai kehilangan panutannya, bahkan justru sebagian orang renta sendiri yang mengajarkan untuk tidak menghormati gurunya. Ini menjadi semacam bundar setan yang tidak kunjung ketemu ujungnya.
Tentu saja tidak sesederhana itu kita mencari solusinya.
Yang ingin penulis sampaikan di sini tidak lain hanyalah sepenggal cerita perihal guru yang galau dengan kehidupannya. Tulisan ini sekadar menambah formasi panjang perihal keluh kesah guru yang dari waktu ke waktu terus bertambah.
Walaupun demikian, masih banyak manusia mulia yang dengan sabar terus mendidik generasi muda bangsa ini. Mereka diam, mereka "menerima" apa adanya dengan ikhlas. Tapi sebagai bangsa yang besar tidakkah kita tergerak memikirkan nasib mereka?
Belum ada Komentar untuk "✔ Guru Profesi Yang Tidak Menjanjikan"
Posting Komentar